Pada umumnya, trader menggunakan jumlah indikator yang berlebihan dalam tradingnya.
Tidak jarang, indikator-indikator yang dipilihnya pun memiliki fungsi yang sama.
Alhasil penggunaan indikator menjadi kurang efisien karena berlebihan, dan menjadi kurang efektif karena trader tidak memperoleh sudut pandang yang cukup beragam dari jenis indikator lain untuk memvalidasi hasil analisis trading-nya.
Jenis indikator trading bisa dikelompokkan menjadi 4 kelompok.
Contoh indikator:
garis trendline dan channel,
serangkain kombinasi garis Moving Average.
Contoh indikator:
Stochastic, RSI, ATR.
Contoh indikator:
Bollinger band
Contoh indikator: Bandarmology
Tidak perlu menggunakan seluruh jenis indikator di atas untuk kebutuhan trading.
Tapi usahakan bisa gunakan 2-3 indikator dari jenis yang berbeda untuk kebutuhan trading (misal gunakan moving average dan stochastic), yang diharapkan bisa memberi sudut pandang analisis yang cukup beragam dan bisa saling memvalidasi hasil analisis antar indikator.
Sama-sama ada grafik harganya,sama-sama bisa dijual dan dibeli,sama-sama bisa dipakai sebagai instrumen investasi...Ya...begitulah saham dan…
Sudah pernah dengar istilah value stock dan growth stock? Value stock (atau lebih dikenal dengan…
Tidak hanya trader, ketika seorang investor akan berencana investasi saham juga tentunya memerlukan proses screening.…
Banyak kekhawatiran dalam berinvestasi saham, dan kekhawatiran ini khususnya banyak dialami oleh investor saham pemula.Pasalnya,…
Siapa trader pemula yang tidak mau segera cepat bisa konsisten trading saham.Banyak trader pemula yang…
Cerita bangkrut dari dunia pasar modal bukanlah hal yang langka.Banyak trader-trader pemula yang alami kebangkrutan…