3 Tips Anti Rugi Kelola Investasi Saham

Banyak kekhawatiran dalam berinvestasi saham, dan kekhawatiran ini khususnya banyak dialami oleh investor saham pemula.
Pasalnya, terkadang investasi saham identik dengan risiko yang tinggi, yang mampu membangkrutkan orang seketika.

Namun kenyataannya tidak demikian.
Ada cara-cara sederhana yang sebenarnya bisa dilakukan investor dalam mengelola investasi sahamnya sehingga bisa membuat investasi sahamnya jadi anti rugi.

Berikut adalah 3 tips sederhana anti rugi yang bisa dicoba supaya hasil investasi saham bisa lebih baik.

1. Pilih Saham Perusahaan Sehat

Tips anti rugi investasi saham yang pertama ini mungkin terkesan mainstream dan biasa-biasa saja.
Namun, terkadang tips ini sering dilupakan karena banyak investor hanya berfokus pada harga saham dibandingkan kesehatan perusahaan.

Memilih saham perusahaan sehat bukan berarti dipastikan tidak akan rugi, tapi dengan memilih saham perusahaan yang sehat maka investor bisa memperbesar peluang untung dalam jangka panjang.

Selalu upayakan cari perusahaan-perusahaan yang kondisi keuangan perusahaannya sehat.
Dengan demikian investor punya peluang meraup untung dalam jangka panjang pada perusahaan tersebut.

Contoh:
Kondisi profitabilitas perusahaan (misal: NPM dan ROE) dan kondisi likuiditas (misal: Current Ratio dan Cash Ratio) naik dari waktu ke waktu.

Kondisi solvabilitas perusahaan (misal: DER) turun dari waktu ke waktu, atau setidak-tidaknya tetap.

Selain itu, bandingkan juga kinerja saham perusahaan dengan perusahaan sejenisnya.
Upayakan selalu pilih saham perusahaan yang lebih unggul dibandingkan perusahaan sejenisnya.

2. Diversifikasi

Bagaimana caranya diversifikasi mampu memberikan efek anti rugi pada investasi saham?

Kinerja portofolio investasi saham yang hanya bergantung pada satu atau dua saham saja terkadang rawan berubah menjadi buruk, terlebih di saat ada kondisi fundamental atau sentimen negatif yang menerpa salah satu saham yang ada di dalam portofolio.
Kondisi ini pada akhirnya akan berdampak besar pada keseluruhan portofolio.

Diversifikasi saham secara sederhana dan umum dibagi dua sifat, yaitu saham agresif dan defensif.
Usahakan lakukan diversifikasi seminim-minimnya pada 3 saham dari berbagai sektor dengan beragam sifat.

Contoh:
Diversifikasi pada 3 saham:
1 saham consumer (defensif),
1 saham perbankan (defensif),
1 saham pertambangan (agresif).

Semisal, jika kinerja saham pertambangan sedang melemah, maka diharapkan saham consumer dan perbankan masih mampu menopang kinerja portofolio investasi saham.

3. Eliminasi dan Ganti

Setiap investor saham jangka panjang tentunya berharap bisa menyimpan saham-saham perusahaannya untuk waktu yang lama.
Namun siapa yang tahu masa depan?
Terkadang di tengah perjalanan, investor diperhadapkan pada kenyataan pahit bahwa kinerja perusahaannya turun dari waktu ke waktu.

Jika alami kejadian seperti ini, maka investor diharapkan bisa mengambil keputusan secara rasional dan bijak untuk “merelakan” sahamnya tersebut, dan bersiap mencari pengganti saham lain yang kondisi keuangan perusahaannya lebih sehat dan menguntungkan dalam jangka panjang.

Contoh:
Saham A mengalami penurunan kinerja kesehatan perusahaan akibat perlambatan ekonomi semenjak pandemi Covid pada tahun 2020-2022.
Kondisinya kini semakin memburuk, dengan rugi bersih yang membesar di setiap kuartal hingga saat ini, dan tidak ada tanda-tanda perusahaan membaik.
Ditambah lagi, perusahaan alami tekanan dari utang yang menumpuk hingga terjadi gagal bayar.

Di sisi lain, ada saham perusahaan B dengan kondisi fundamental sehat, yang kebetulan harga sahamnya sedang terkoreksi.

Investor bisa mempertimbangkan menjual saham A (walaupun harus dijual dalam kondisi rugi, karena dilihat kecil harapannya untuk bisa pulih), kemudian beralih berinvestasi pada saham perusahaan B.

Investasi saham adalah investasi yang berisiko dan merugikan apabila investor tidak mengerti bagaimana cara mengelolanya.
Tapi di sisi lain, investasi saham bisa jadi investasi yang menguntungkan dengan usaha rendah tanpa perlu repot, apabila investor punya pengetahuan dan keterampilan untuk mengelolanya.