3 Cara Screening Saham (versi Investasi)

Tidak hanya trader, ketika seorang investor akan berencana investasi saham juga tentunya memerlukan proses screening.

Seorang investor yang ingin berinvestasi saham tentunya berencana untuk menyimpan sahamnya tersebut dalam jangka panjang.
Karena memang sedari awal direncanakan untuk menyimpan saham dalam jangka panjang, pastinya seorang investor juga ingin memperoleh saham perusahaan yang baik dan sehat secara fundamental.
Perusahaan yang sehat dalam jangka panjang berpotensi harga sahamnya naik dan bisa memberi keuntungan bagi investor.

Untuk bisa mencari saham investasi yang potensial memberi keuntungan jangka panjang bagi investor, maka tentu perlu proses seleksi yang bisa dilakukan dengan cara screening.

Screening bisa menjadi proses awal yang penting dan sangat membantu investor untuk “mengeliminasi” saham yang kurang potensial dan memperoleh saham yang potensial dengan sangat cepat, tanpa harus membuka laporan keuangan perusahaan satu per satu yang tentunya akan sangat memakan waktu dan tenaga.

Berikut tiga cara screening yang bisa dipertimbangkan investor agar bisa memilih saham investasi potensial dengan cepat.

1. Indeks

Hingga saat ini belum pernah ada indeks yang diciptakan dan berisikan saham-saham yang kualitasnya jelek dan terdiri dari saham-saham perusahaan yang sedang “sekarat”.
Hampir kebanyakan indeks diciptakan dengan kriteria kualitas tertentu dan umumnya berisikan saham-saham perusahaan sehat dengan kualitas yang cenderung baik.

Indeks umumnya terdiri dari beberapa puluh saham yang diperoleh dari hasil seleksi seluruh saham yang ada di bursa efek.
Hal ini berarti menunjukkan bahwa indeks sendiri merupakan salah satu bentuk kumpulan saham yang sudah melalui tahap screening.

Dengan berinvestasi pada saham-saham yang ada di suatu indeks (atau mungkin bahkan melakukan screening mandiri lagi pada saham-saham yang ada di suatu indeks), itu bisa memberi ide bagi investor untuk mendapatkan saham investasi yang potensial menguntungkan.

Misalnya:
Saham ABCD adalah saham yang ada di dalam suatu indeks.
Saham ABCD sudah bertahan di dalam indeks tersebut selama lebih dari 5 tahun.
Maka bisa diasumsikan bahwa saham ABCD berkualitas dan menarik untuk diinvestasikan.

2. Filter Saham

Terkadang investor memiliki kriteria khusus untuk mencari saham-saham investasi yang menjadi incarannya.
Jika investor sudah memiliki kriteria khusus untuk saham-saham investasinya, maka bisa mencoba cara filter saham.

Melakukan filter saham bisa dilakukan dengan menetapkan kriteria-kriteria rasio keuangan tertentu, beserta batas besarannya yang dianggap menarik dan potensial menguntungkan oleh investor.

Fitur untuk melakukan filter fundamental saham sudah banyak tersedia gratis secara online di berbagai platform, atau bahkan sudah banyak tersedia juga di aplikasi trading online yang disediakan sekuritas.

Investor bisa menetapkan kriteria besaran rasio keuangan tertentu yang menurutnya menarik untuk dijadikan saham investasi.
Proses filter saham akan secara cepat membantu investor untuk mengeliminasi saham-saham yang tidak sesuai dengan kriteria, sehingga mungkin hanya menyisakan puluhan atau beberapa saham yang sesuai dengan kriteria investor.

Misal:
Seorang investor memiliki kriteria saham yang menarik untuk diinvestasikan.
Adapun kriteria rasio keuangannya adalah sebagai berikut:
NPM : > 15%
ROE : > 10%
DER : < 1
dll

3. Jalan-jalan dan Amati

Cara screening saham yang satu ini mungkin akan terasa unik.
Pasalnya cara screening yang satu ini melibatkan proses yang tidak biasa, yaitu jalan-jalan dan amati.

Investor bisa coba perhatikan sekitar (contohnya ketika jalan-jalan di pusat perbelanjaan) kalau-kalau ada produk barang atau jasa yang ramai digunakan banyak orang.
Ada potensi dan kemungkinan perusahaan penyedia produk barang atau jasa tersebut adalah perusahaan yang menguntungkan.
Apabila saham perusahaannya bisa dibeli di bursa efek, maka tidak ada salahnya mempertimbangkan untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut.

Tapi hati-hati dengan cara ini, karena produk yang ramai digunakan tidak selalu menjamin perusahaannya sehat dan baik.
Oleh karena itu, kembali cek dan periksa lagi laporan keuangan perusahaan tersebut.
Apabila benar laporan keuangan perusahaan tersebut sehat, maka itu akan menjadi data yang mendukung dan meyakinkan diri investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut.

Pada keseluruhan cara di atas, jangan lupa juga bagi investor untuk bisa memahami cara membaca laporan dan rasio keuangan, serta membiasakan diri juga melihat data kinerja fundamental keuangan secara historis.
Karena mau bagimana pun cara screening di atas, seorang investor masih harus meneliti tentang bagaimana kondisi dan historis kesehatan fundamental perusahaannya untuk meyakinkan diri bahwa saham pilihannya berkualitas.