5 Kelompok Rasio Keuangan Investasi Saham

Rasio keuangan? Apa itu rasio keuangan?

Bagi Anda yang berinvestasi saham, tentunya tidak ingin salah berinvestasi, dan mengharapkan bisa memilih serta berinvestasi pada saham perusahaan yang sehat, bukan?

Mirip halnya manusia yang bisa diketahui kondisi tubuhnya sedang dalam kondisi sehat atau sakit dari suhu tubuh, tekanan darah, detak jantung, uji darah di lab, dan masih banyak lainnya lagi, untuk mencari perusahaan yang sehat pun demikian. Kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan.

Ada beragam rasio keuangan untuk mengukur kesehatan suatu perusahaan. Setiap rasio keuangan punya fungsi dan kegunaannya masing-masing untuk mengukur aspek kesehatan perusahaan.

Berikut adalah 5 kelompok rasio keuangan yang bisa berguna dan dimanfaatkan untuk mengukur kesehatan perusahaan.

1. Profitability Ratio

Rasio keuangan ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit/keuntungan.

Semakin besar nilai profitability ratio diyakini sebagai tanda bahwa perusahaan menguntungkan.

Contoh profitability ratio:

  • Gross Profit Margin (GPM)
  • Operating Profit Margin (OPM)
  • Net Profit Margin (NPM)
  • Earning Per Share (EPS)
  • Return On Asset (ROA)
  • Return On Equity (ROE)

2. Liquidity Ratio

Kalau rasio keuangan yang satu ini umumnya digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar segala beban/utang perusahaan dalam jangka pendek (kurang dari atau sama dengan 1 tahun).

Semakin besar nilai liquidity ratio diyakini sebagai tanda bahwa perusahaan mampu membayar segala beban/utang perusahaan dalam jangka pendek.

Contoh liquidity ratio:

  • Current Ratio
  • Quick Ratio
  • Cash Ratio

3. Solvency Ratio

Bak saudara kembar dengan liquidity ratio, solvency ratio juga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar beban/utang perusahaan.
Namun, kali ini tidak hanya kemampuan membayar beban/utang jangka pendeknya saja, melainkan juga jangka panjangnya.

Semakin kecil nilai solvency ratio diyakini sebagai tanda bahwa perusahaan mampu membayar seluruh beban/utang perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Contoh solvency ratio:

  • Debt to Asset Ratio (DAR)
  • Debt to Equity Ratio (DER)

4. Activity Ratio

Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa aktif dan baiknya perusahaan dalam mengelola aset-aset yang dimilikinya

Semakin besar nilai activity ratio bisa menjadi pertanda bahwa perusahaan aktif mengelola aset-asetnya dengan baik.

Contoh activity ratio:

  • Inventories Turnover
  • Receivable Turnover

5. Valuation Ratio

Last but not leastvaluation ratio adalah untuk mengukur murah atau mahalnya suatu saham perusahaan.

Semakin kecil valuation ratio dinilai sebagai pertanda bahwa harga saham perusahaan murah.

Contoh:

  • Price Earning Ratio (PER)
  • Price Book Value (PBV)

oOo ya…”semakin besar” atau “semakin kecil” suatu rasio, terkadang sulit untuk dibuat standar bakunya.

Hal ini dikarenakan setiap perusahaan punya karakteristik masing-masing. Sebagai contoh, perusahaan sektor perbankan dan infrastruktur umumnya memiliki rasio keuangan DER yang relatif besar bila dibandingkan perusahaan sektor lainnya.

Oleh karena itu, coba bandingkan rasio keuangan perusahaan yang Anda pilih dengan kompetitornya.

Dengan demikian, investor diharapkan bisa mendapatkan gambaran, apakah rasio keuangan perusahaannya lebih besar atau lebih kecil dibandingkan perusahaan sejenisnya, dan diharapkan bisa memberi penilaian lebih objektif mengenai kondisi kesehatan saham investasinya