Diversifikasi Aset, Penting Kah?

Seberapa penting bagi seorang investor untuk melakukan diversifikasi?

Coba simak cerita berikut….

Di suatu desa, hidup dua orang petani.
Kedua petani ini sama-sama hidup dari hasil bercocok tanam padi.
Tapi petani kedua juga menanam jagung.

Suatu kali terjadi gagal panen padi di desa tersebut.
Kedua petani tersebut mengalami kerugian.
Tapi petani kedua masih mendapatkan penghasilan dari hasil panen jagungnya.

Belajar dari kejadian tersebut, akhirnya petani pertama memutuskan untuk mengikuti jejak petani kedua, yaitu mencoba menambah satu tanaman lain selain padi, sehingga apabila terjadi gagal panen pada padinya, dia masih memiliki sumber penghasilan dari hasil panen lainnya.

Sadar akan strateginya yang mampu menangkal risiko kehilangan penghasilan akibat gagal panen, akhirnya petani kedua memutuskan untuk menanam lebih beragam tanaman lagi.
Kali ini petani kedua juga memperbanyak produk taninya dengan menanam cabai, tomat, kacang panjang, kubis, brokoli, dan hingga beberapa puluh jenis tanaman lainnya lagi.

Waktu periode panen selanjutnya pun tiba, hal tak terduga terjadi pada petani kedua.
Petani kedua alami kerugian cukup besar akibat gagal panen beberapa hasil taninya.

Mulai dari minimnya pengetahuan mengelola tanaman lain, modal perawatan yang seadaanya karena harus dibagi untuk merawat beberapa tanaman, hingga minimnya waktu untuk mengawasi perkembangan puluhan tanaman yang ditanamnya, menyebabkan petani kedua mengalami kerugian.

Pesan moral:
Belajar dari petani pertama, penting bagi investor untuk melakukan diversifikasi asetnya.
Sebagai investor setidaknya perlu memiliki beberapa aset yang berbeda, tujuannya untuk mengurangi risiko jika ada aset yang kinerjanya buruk, maka diharapkan kinerja aset lain yang baik bisa menutupi kinerja buruk ini.

Belajar dari petani kedua, diversifikasi memang penting, tapi diversifikasi yang terlalu berlebihan terkadang juga bisa memberi dampak yang kurang baik.
Beberapa hal perlu diperhatikan jika mau melakukan diversifikasi adalah pastikan punya modal yang cukup untuk dibagi ke beberapa instrumen investasi,
pastikan memiliki waktu yang cukup untuk secara berkala mengawasi atau melihat perkembangan yang terjadi pada instrumen investasi, dan yang terakhir, yang tidak kalah penting adalah pastikan punya pengetahuan cara mengelola instrumen investasi tersebut.