“Donat Enak” Punya Investor

Siapa dari Anda yang tidak tahu kue donat?

Anda mungkin pernah makan atau bahkan menjadikan donat sebagai salah satu makanan favorit.
Beragam topping atau isian umumnya ditambahkan di atas atau di dalam kue yang satu ini, sehingga menambah kenikmatan tersendiri bagi yang menyantapnya.

Umumnya donat dibuat dari bahan tepung terigu.
Di tangan orang yang terampil, tepung terigu bisa “disulap” sedemikian rupa menjadi donat.

Tepung terigu hanyalah tepung terigu biasa, kalau tidak diolah dan diproses.
Tapi setelah tepung terigu diolah dan diproses dengan tangan yang terampil, maka bisa menjadi donat atau menjadi produk yang lebih bernilai lainnya dibandingkan tepung terigu biasa.

Ada 2 pesan yang bisa kita dapatkan dari makanan yang namanya donat ini:

1. Sesuatu menjadi lebih bernilai ketika diolah

Sama halnya seperti tepung terigu, uang pendapatan Anda (baik dari gaji maupun hasil usaha) sebenarnya bisa menjadi lebih bernilai jika bisa diolah lebih lanjut lho…

Cara yang paling sederhana mengolah uang Anda adalah dengan cara berinvestasi.

Dengan berinvestasi, itu artinya Anda mengelola uang Anda sehingga berpotensi menjadi pendapatan lain yang berkembang, yang tentunya “enak” dinikmati jadi bekal atau untuk memenuhi kebutuhan lainnya di masa depan.

2. Perlu tangan yang terampil

Tepung terigu saja tidak cukup!

Anda tidak bisa mengharapkan seorang supir mobil atau dokter sekalipun untuk bisa membuat donat yang enak.
Perlu tangan terampil seorang koki atau baker yang bisa menciptakan donat yang enak.

Demikian juga dengan investasi.
Mengharapkan investasi yang berhasil artinya wajib ditangani oleh oleh orang yang punya pengetahuan dan terampil mengelolanya.

Pengelolaan dana investasi yang sembarangan dan asal-asalan, tak ubahnya seperti seorang koki atau baker yang menyianyiakan tepung terigunya.

Anda juga tentunya tidak mengharapkan pendapatan Anda berakhir sia-sia, bukan?

Anda perlu memiliki tangan yang terampil dan pengetahuan yang cukup serta tepat untuk mengelola dan meracik portofolio investasi Anda.

Saya yakin kebanyakan dari Anda pasti sudah punya modal “tepung terigu” (terlepas dari banyak atau sedikit jumlahnya).

Tapi yang jadi kendala, kemungkinan banyak dari Anda yang tidak punya pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengelola uang investasi Anda.