Dua orang peternak kambing yang sukses saling bertemu.
Mereka menjadi peternak kambing yang sukses karena cukup beruntung berhasil memilih kambing ternak yang tepat dan produktif beberapa tahun yang lalu.
Bagaimana tidak, kambing yang mereka pilih beberapa tahun lalu adalah kambing super yang punya banyak keunggulan, mulai dari kemampuan menghasilkan anak kambing yang jauh di atas jumlah rata-rata kambing normal, hingga mampu menghasilkan susu kambing dalam jumlah liter yang berkali lipat lebih banyak dari kambing biasa lainnya.
Akibat memilih hewan ternak kambing super ini, mereka jadi dua orang peternak yang untung besar.
Namun tanpa sebab yang jelas, beberapa waktu terakhir harga kambing super tersebut mendadak turun drastis.
Kedua peternak mulai khawatir akan nasib kambing mereka yang harganya terus turun.
Peternak kambing pertama mulai menjual kambing supernya karena dilanda kekhawatiran, takut harga kambing turun semakin drastis.
Melihat kawan peternaknya yang sesegera menjual kambing super miliknya, si peternak kedua lebih ekstrim lagi, dia langsung jual rugi kambing miliknya karena tidak kalah khawatir.
Ada yang aneh dengan cerita di atas?
Anda mungkin bertanya-tanya, “Kok punya kambing berkualitas super yang harganya turun, malah dijual?”
Sebenarnya kondisi seperti ini tak ubahnya seperti di pasar modal.
Buta akan cara menilai fundamental/kesehatan perusahaan serta tidak bisa membedakan antara harga dan nilai adalah kombinasi apik untuk investor yang tidak berpikir rasional di pasar modal.
Pahami kesehatan perusahaan dan beda konsep antara harga dan nilai, maka Anda punya peluang “hidup” yang lebih baik di pasar modal dan bisa menjadi investor yang sukses.