Sisakan atau Sisihkan ???

Sekilas nampak tidak ada perbedaan pada keduanya ya?
Sisakan dan sisihkan pada akhirnya berarti memisahkan suatu bagian tertentu.
Tapi sebenarnya ada perbedaan yang signifikan antara sisihkan dan sisakan lho…

Sebagai contoh, ketika seorang anak kecil diajak makan di suatu rumah makan oleh orang tuanya, terkadang si anak terpaksa harus memilih menu makanan yang porsinya relatif besar dan kemungkinan tidak akan habis kalau harus dimakannya sendiri.

Beberapa orang anak yang memaksakan makanan porsi besar yang tidak mungkin bisa dihabiskannya, akan berujung pada makanan yang tersisa.
Tapi beberapa orang tua ada yang mengajarkan anaknya, jika memang tidak mungkin menghabiskan porsi makanan, maka lebih baik disisihkan (dipisahkan) di awal.

Sisihkan dan sisakan punya perbedaan signifikan pada urutannya.

Kegiatan menyisakan adalah memisahkan suatu bagian di AKHIR.
Sedangkan, menyisihkan biasanya memisahkan suatu bagian di AWAL.

Prinsip sederhana ini penting dan bisa diterapkan di kehidupan kita lainnya, khususnya bagi Anda yang sudah memiliki pendapatan.

Banyak dari kita yang berharap bisa punya bekal masa depan dengan cara menabung atau berinvestasi dengan cara menyisakan (itupun kalau ada sisanya).

Kalau Anda ingin serius mempersiapkan bekal masa depan, maka mari ubahlah polanya sekarang dari SISAKAN menjadi SISIHKAN.

Selalu sisihkan pendapatan di awal untuk menabung dan berinvestasi.
Dan justru sisihkanlah lebih banyak lagi ketika Anda memperoleh pendapatan yang lebih besar, misalnya setelah memperoleh THR.

Anda “wajib” menyisihkan pendapatan di awal, karena tentunya Anda tidak ingin mempersiapkan bekal masa depan Anda dari hasil sisa-sisa, bukan?