3 Tips Trading Saham Anti Bangkrut

Cerita bangkrut dari dunia pasar modal bukanlah hal yang langka.
Banyak tradertrader pemula yang alami kebangkrutan di awal masa karier trading nya.

Ada beragam faktor yang sebabkan hal ini terjadi.
Tapi Anda bisa coba tiga tips anti bangkrut berikut supaya tidak alami kebangkrutan di pasar modal.

1. Modal Kecil

Sebagai pemula yang baru belajar trading, umumnya akan akrab dengan kerugian.
Oleh karena itu, belajar dan berlatih trading lah dengan modal kecil.

Kerugian kecil pada masa-masa awal belajar trading, tidak akan menyebabkan trader menjadi trauma.
Kerugian-kerugian kecil ini justru bisa jadi “biaya belajar” yang murah untuk menambah pengalaman, meningkatkan intuisi, membangun kebiasaan baik/disiplin diri, sambil memperkuat keterampilan analisis teknikal, money management, dan psikologi trading.

Besar kecilnya dana ini sifatnya relatif bagi setiap orang.
Namun bisa pertimbangkan sekecil-kecilnya dana adalah setidaknya bisa untuk transaksi 1 lot saham perusahaan yang likuid.

Jangan sampai karena modal minim dan terbatas, akhirnya membuat seorang trader malah bertransaksi saham-saham murah tidak likuid yang akan menyebabkan dananya “nyangkut” (baca: terjebak) pada saham tersebut.
Selain kurang cocok untuk dijadikan sebagai media belajar trading, saham-saham murah dan tidak likuid ini juga rentan dimanipulasi pergerakan harganya.

Seorang trader bisa mempertimbangkan untuk memperbesar dana trading nya dari waktu ke waktu demi bisa memperoleh potensi untung yang lebih besar lagi, apabila dirasa sudah lebih percaya diri dan semakin terampil.

Contoh:
Besaran modal awal trading adalah 5-10% dari pendapatan aktif.
Atau, besarnya modal trading adalah seharga 1 lot saham termurah yang ada di indeks LQ45.

2. Kendalikan Diri

Tips trading saham anti bangkrut selanjutnya adalah mengendalikan diri.
Seorang trader perlu mengendalikan diri dalam beberapa hal, seperti membatasi kerugian dan tidak mudah “balas dendam”.

Kerugian adalah hal umum yang akan dialami trader saham.
Penting bagi trader untuk membatasi kerugiannya di setiap trading.
Besarnya kerugian yang tidak terkendali bisa menjadi penyebab kebangkrutan.
Dengan berusaha mengendalikan diri membatasi kerugian dalam trading, justru bisa menjadi salah satu faktor yang membantu karier trading seorang trader berumur lebih panjang.

Mengendalikan rasa ingin “balas dendam” juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan trader.
Terkadang timbul rasa ingin “balas dendam” melakukan transaksi sebanyak-banyaknya demi mengembalikan kerugian dan membalikkan keadaan menjadi untung.
Tidak mengendalikan diri dengan baik, bisa sebabkan trader akhirnya bertindak irasional dan rawan membuatnya bangkrut.

Contoh:
Batasi kerugian maksimal 5% dalam setiap trading.

Memilih untuk tidak memaksakan tetap trading dalam kondisi downtrend
demi “balas dendam” menutup rugi adalah keputusan yang baik.

3. Cuti Trading

Tips anti bangkrut yang terakhir ini mungkin akan terdengar asing dan tidak populer.
Tapi ini bisa jadi tips ampuh bagi para trader yang alami kerugian beruntun sehingga portofolio trading nya merah membara akibat rugi, dan pada akhirnya sebabkan kondisi mental yang tidak tenang pada trader saat akan memulai trading lagi.

Memaksakan diri untuk trading dalam kondisi mental yang tidak stabil akibat hadapi kerugian beruntun, berisiko membuat setiap keputusan yang diambil oleh trader menjadi lebih emosional dan sangat mungkin menuntun pada kebangkrutan.

Berhenti sejenak atau cuti dari aktivitas trading bisa menjadi pilihan yang bijak bagi trader.
Dengan cuti dari aktivitas trading, diharapkan trader bisa menjadi lebih tenang dan stabil secara mental.

Disaat kondisi mental sudah stabil dan pikiran menjadi lebih tenang, trader bisa kembali trading dan bisa lebih berpotensi menghasilkan keputusan-keputusan trading yang berkualitas.

Kebangkrutan trading bisa menuntun seorang trader pada dua hal, yaitu bangkit lagi untuk mencoba trading atau trauma.
Tidak jarang yang berakhir pada trauma dan mulai menilai bahwa trading saham adalah perjudian.
Semoga Anda bukan orang-orang yang pernah alami bangkrut dan trauma di pasar modal.