Seorang peternak memiliki seekor kambing yang dibelinya dengan harga Rp2 juta.
Setahun setelah dipelihara, kambing ini kemudian beranak sebanyak empat ekor, dan jika dijual semua akan hasilkan keuntungan sebesar Rp2 juta.
Bagi Anda yang pernah mendengar konsep PER yang biasa digunakan oleh investor untuk menghitung murah mahalnya suatu saham, maka Anda bisa menghitung PER kambing pada cerita di atas adalah 1.
Angka 1 ini diperoleh dari harga kambing (Rp2 juta) dibagi dengan hasil keuntungan yang diproduksi oleh si kambing, yaitu anak kambing (Rp2 juta).
PER adalah salah satu indikator dalam analisis fundamental yang umumnya digunakan oleh investor untuk mengukur mahal atau murah suatu saham.
Ukuran secara umum digunakan standar PER < 10 tergolong murah.
Tapi sebenarnya angka PER bisa jadi interpretasi berbeda jika dilihat dari sisi lain.
Kembali ke cerita peternak kambing di atas, maka bisa disimpulkan dengan kambing seharga Rp2 juta, yang pada tahun berikutnya menghasilkan empat anak kambing yang dijual dengan harga Rp2 juta juga, itu artinya si peternak hanya butuh waktu satu tahun untuk kembali modal.
Di sini kita bisa lihat bahwa PER tidak hanya digunakan sebagai alat ukur murah/mahal, tapi bisa juga digunakan sebagai alat ukur rentang waktu investasi berapa lama si perternak bisa memperoleh tingkat pengembalian atas si kambing sebagai aset.
Anda mungkin beruntung si peternak kambing bisa cepat kembali modal atas investasinya.
Lalu…bagaimana dengan Anda?
Apakah saham-saham yang ada di portofolio investasi Anda sudah cepat kembali modal?
PER hanyalah salah satu indikator yang digunakan oleh investor.
Sebenarnya masih ada hal-hal lain yang tidak kalah penting untuk dipertimbangkan ketika memilih saham investasi.
Cepat kembali modal itu memang hal penting.
Tapi kesehatan perusahaan itu juga tidak kalah penting bagi investor.
Pastikan pahami dan mengerti analisis fundamental lainnya tentang bagaimana cara memilih saham investasi yang tepat ya..