Kalau Anda pernah ikut kegiatan outdoor atau acara-acara tertentu yang pembawa acaranya biasa melakukan ice breaking, mencairkan suasana dengan games, maka mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan sebuah games yang bernama “Telepon Rusak”.
Games yang biasanya dimainkan dengan cara bersaing antar kelompok ini, akan dimulai dari seorang pembawa acara yang membisikkan atau menunjukkan sebuah pesan yang relatif panjang dan unik kepada ketua kelompok yang berbaris di paling depan.
Ketua kelompok kemudian membisikkan pesan panjang ini kepada anggota selanjutnya.
Dan anggota itu membisikkan lagi pesan tersebut kepada anggota berikutnya, sehingga terjadilah penyampaian pesan yang berantai.
Anggota terakhir yang ada di ujung barisan akan diminta menyebutkan kembali pesan berantai yang sudah dia terima dari anggota sebelumnya.
Hal menarik biasanya terjadi pada anggota terakhir ketika diminta mengucapkan ulang pesan berantai yang diterimanya.
Pesan yang diterima terkadang tidak jarang menyimpang jauh dari pesan awal pembawa acara kepada ketua tim.
Biasanya semua orang tertawa karena mendengar betapa ngawurnya isi pesan yang diterima oleh si anggota paling akhir.
Menarik dan lucu ketika bisa dengar pesan yang aneh dan jauh menyimpang dari pesan awalnya.
Tapi ceritanya bisa berubah menjadi horor apabila kejadian serupa terjadi ketika Anda mau berinvestasi saham.
Tak jarang banyak investor yang enggan untuk mencari informasi secara langsung, menganalisis secara mandiri, dan memberi penilaian secara objektif terhadap saham yang mau diinvestasikan.
Keengganan ini bisa timbul dari dua hal, bisa karena malas atau karena tidak tahu bagaimana cara analisisnya.
Mereka lebih suka dengar “bisikan” rekomendasi investasi yang instan dari berbagai grup chatting, forum, atau sosial media tanpa pusing pikir-pikir.
Percaya-percaya saja lah pokoknya….
Hati-hati dengan “bisikan-bisikan” dari banyak tempat yang mungkin saja kebenarannya tidak teruji.
Lebih baik belajar jadi investor yang berusaha mencari informasi dari sumber yang terpercaya dan berusaha menganalisis secara mandiri.
Dengan demikian segala keputusan investasi diambil secara sadar dan lebih percaya diri.