Pilih “Jalan Ninja”:
Trader atau Investor Saham?

“Pilih jadi trader atau investor saham, ya?”
Ini adalah salah satu pertanyaan pokok yang sering ditanyakan bagi “para petualang” yang ingin masuk dalam dunia trading dan investasi pasar modal.
Keraguan “Mana yang cocok untuk saya, jadi trader atau investor?” bukan lagi menjadi rahasia umum.
Mungkin termasuk Anda yang sedang membaca artikel ini.

Tapi tahukah Anda, bahwa jadi trader dan investor menempuh “jalan ninja” yang berbeda?
Ya…keduanya menjalani proses dan menempuh jalan yang berbeda.

Berikut ada beberapa hal yang mungkin bisa membantu Anda yang ada di persimpangan jalan untuk menentukan pilihan.

1. Tujuan

Meskipun nampak sama-sama bertransaksi pada saham, tapi trader dan investor punya tujuan atau orientasi yang berbeda.

Seorang trader umumnya memiliki tujuan mengelola uang dalam jangka pendek dan mengandalkan keuntungan dari selisih harga jual dan beli sahamnya.

Di sisi lain, seorang investor memiliki tujuan jangka panjang.
Seorang investor lebih berorientasi pada membangun “mesin uang” (baca: portofolio investasi saham) yang diharapkan bisa memberi keuntungan bagi dirinya di masa depan.
Keuntungan yang diperoleh pun tidak selalu mengandalkan selisih harga jual dan beli, tapi bisa juga dari dividen.

2. Untung “Cepat” atau Untung “Lambat”

Memperoleh keuntungan secara “cepat” atau “lambat” memang sifatnya relatif.

Namun jika dibandingkan dengan investor, profesi trader umumnya cenderung memperoleh keuntungan lebih cepat.

Sedangkan investor cenderung memperoleh keuntungan lebih lambat.
Hal ini disebabkan karena dalam proses membangun “mesin uang” dibutuhkan waktu untuk mengakumulasi.
Hingga pada satu titik tertentu, tidak menutup kemungkinan “mesin uang” mampu menghasilkan pendapatan secara rutin, misalnya dari dividen.

3. Ketersediaan Waktu

Trading atau berdagang adalah kegiatan aktif.
Oleh karena itu, tidak bisa dipungkiri, profesi trader setidak-tidaknya perlu menyisihkan waktu untuk sekedar memonitor pergerakan harga.
Waktu yang disisihkan ini beragam, bisa dalam rentang waktu harian, jam, menit, atau detik tergantung dari cara trading setiap trader.

Dibanding trader, seorang investor bisa jadi lebih pasif.
Pasif di sini bukan berarti tidak melakukan apa-apa.
Seorang investor tetap punya “PR” yang harus dikerjakan, misalkan memonitor laporan keuangan perusahaan.
Tapi karena laporan keuangan perusahaan setiap periode umumnya baru diterbitkan setiap 3-4 bulan sekali, otomatis membuat kegiatan seorang investor lebih santai.

Demikian beberapa hal yang bisa dipertimbangkan ketika ingin memilih profesi diantara menjadi trader atau investor.

Terlepas dari apa pun “jalan ninja” yang dipilih, keduanya punya satu kesamaan.
Keduanya perlu membekali diri dengan pengetahuan.
Tanpa ada bekal pengetahuan, pilihan profesi mana pun akan membuat perjalanan Anda lebih sulit dan menghadapi potensi risiko rugi yang lebih besar.

Jadi, apa “jalan ninja” mu?